Penyakit infeksi virus corona atau yang kita kenal dengan COVID-19 memang cukup membuat banyak orang waspada. Lantaran virus ini diketahui bisa menular dengan mudah dan cepat. Cara penularannya terbilang mudah, dimana bisa melalui percikan air yang keluar dari mulut atau hidung penderita corona ketika sedang batuk atau bersin. Untuk penularan yang langsung, percikan air batuk atau bersin dari penderita tadi bisa terpapar pada orang yang berhadapan langsung sehingga beresiko terinfeksi. Sedangkan untuk penularan secara tidak langsung, terjadi pada benda yang tanpa sadar terkena percikan batuk atau bersin dari penderita corona, kemudian disentuh oleh individu lain.
Selain mudah dan cepat penyebarannya, yang tak kalah mengkhawatirkan dari coronavirus adalah mampu menyerang siapa saja tanpa kenal usia dan jenis kelamin. Dengan resiko paling besar terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat kesehatan tertentu. Pada kedua kondisi ini, infeksi coronavirus cenderung mampu menimbulkan komplikasi dan gejala yang lebih berat.
Umumnya kebanyakan penderita COVID-19 akan mengalami gejala seperti orang sakit flu biasa. Namun pada beberapa orang seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu lansia dan penderita penyakit tertentu, gejala yang muncul akibat infeksi corona bisa lebih parah, berupa sesak napas, demam tinggi, dan nyeri dada. Pada lansia bisa lebih beresiko tinggi mengalami kondisi parah ketika terkena corona karena di usia yang sudah lanjut, daya tahan tubuh terbilang lebih rendah dalam melawan berbagai kuman, bakteri, maupun virus yang masuk ke tubuh.
Sedangkan pada mereka yang sudah menderita penyakit tertentu sebelumnya, seperti penyakit kronis umumnya memiliki kondisi kesehatan yang hampir menurun secara bertahap tiap harinya karena sistem kekebalan tubuh melemah. Sehingga memang cukup rentan terjadi komplikasi serius ketika tubuh terinfeksi virus corona.
Ada beberapa penyakit yang diketahui sangat beresiko bagi penderitanya untuk terinfeksi coronavirus dan menimbulkan gejala parah, antara lain:
- Gangguan pernapasan kronis.
COVID-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia. Sehingga pada mereka yang menderita penyakit kronis sebelumnya pada saluran pernafasannya, seperti asma dan PPOK akan lebih beresiko tinggi mengalami gejala parah ketika terinfeksi corona. Penderita akan rentan mengalami gangguan pernapasan akut, seperti pneumonia, serangan asma, dan gagal napas akut.
- Penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan gagal jantung menyebabkan penderitanya memiliki kondisi jantung yang kurang bagus dan sistem kekebalan tubuhnya lebih rendah. Sehingga penderita dengan kondisi medis seperti ini akan jauh beresiko mengalami gejala parah ketika terinfeksi corona.
- Penyakit ginjal.
Meskipun diketahui bisa menyerang sistem pernapasan manusia, namun coronavirus juga berpotensi merusak organ tubuh lainnya, seperti ginjal. Dari beberapa kasus ada penderita COVID-19 yang harus mengalami gagal ginjal akut, padahal tidak ada riwayat menderita penyakit ginjal sebelumnya.
- Diabetes.
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik bisa menurunkan daya tahan tubuh dan bisa merusak organ tubuh lainnya. Sehingga penderita diabetes akan lebih rentan terinfeksi coronavirus dan dikhawatirkan juga mengalami komplikasi serius yang mengancam, seperti sepsis dan ketoasidosis diabetik. Parahnya jika tidak tertangani dengan baik bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu, sebaiknya control diabetes dengan baik dengan caranya bisa mencari info di aplikasi Halodoc.
- Penyakit kanker.
Penderita kanker menjadi kelompok selanjutnya yang beresiko mengalami gejala berat dan komplikasi serius ketika terinfeksi virus corona. Lantaran kondisi sistem kekebalan tubuh yang rendah dalam melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh.